Hiu Mako Sirip Pendek (Shortfin Mako Shark) merupakan salah satu jenis hiu terbesar dengan panjang rata-rata sekitar 3,2 meter dan berat 60-135 kg dimana betina lebih besar daripada jantan. Hewan ini termasuk hiu tercepat di dunia dengan kemampuan menyelam sampai 100 km per jam namun hiu ini tercatat oleh ISAF telah melakukan serangan kepada manusia sebanyak 42 kasus pada periode 1980-2010 dimana 3 diantaranya berakibat fatal dan menyerang 20 kapal. Memang hiu mako terkenal cepat, kuat dan besar sehingga mempunyai kemampuan untuk melukai dan membunuh manusia. Kebanyakan serangannya dipicu oleh provokasi manusia terutama ketika hiu ini ditangkap oleh nelayan.
Isurus oxyrinchus atau hiu mako sirip pendek adalah anggota famili Lamnidae yang juga dikenal sebagai keluarga hiu mackarel. Anggota famili tersebut umumnya memiliki tubuh besar dengan panjang rata-rata 3 - 4,2 m dan berat mencapai 300-600 kg. Hiu-hiu Lamnidae memiliki ujung hidung yang lancip, badan berbentuk torpedo, dan celah insang yang besar. Sirip punggung utama biasanya besar, tinggi, kaku dan melekuk ataupun melingkar. Sirip punggung kedua dan sirip pada bagian anal kecil. Gigi – giginya berukuran besar, celah insang kelima tepat di dekat sirip pektoral. Anggota Lamnidae dikenal sebagai ikan-ikan yang memiliki kemampuan berenang dengan kecepatan yang termasuk tinggi, mencapai 25 knot atau 40 mph (setara dengan kapal selam modern).
Hiu mako mendapatkan nama ilmiah Isurus oxyrinchus pada tahun 1809 dari Constantine Rafinesque, yang pertama kali mendeskripsikan hiu mako dan memberi nama ilmiah tersebut. “Isurus” berarti ekor yang simetris, dan nama spesies ”Oxyrinchus” berarti ujung hidung (snout) yang lancip. Sementara nama “Mako” berasal dari bahasa Maori yang artinya hiu atau gigi hiu. Hiu mako berbentuk silindris, dengan ekor simetris yang memanjang secara vertikal, dimana bentuk tubuh tersebut sangat membantu gaya hidupnya yang sangat hidrodinamis. Isurus oxyrinchus memiliki warna biru metalik pada bagian punggung dan warna putih pada dada, walaupun warna tubuhnya dapat bervariasi pada seiring usia hiu dan ukurannya. Garis batas pewarnaan antara punggung dan dada sangat jelas. Warna bagian bawah ujung hidung dan sekitar mulut adalah putih. Spesies dengan ukuran lebih besar memiliki warna yang lebih gelap daripada spesies dengan ukuran lebih kecil.
Isurus oxyrinchus menghuni daerah lepas pantai di perairan daerah empat musim dan perairan tropis. Isurus oxyrinchus adalah ikan pelagis, dimana jenis ikan tersebut biasa ditemukan di daerah yang tidak mendekati kedalaman lebih dari 500 m ataupun daerah tepi pantai. Hiu mako biasa ditemukan di kedalaman 150 m, biasanya jauh dari daratan, walau dalam kesempatan tertentu kadang mendekat ke pantai, pulau ataupun ceruk. Karena hiu mako termasuk kedalam spesies hiu endotermik, maka hiu tersebut jarang ditemukan di perairan dengan suhu 16o C.
Di lautan Atlantik Barat, hiu mako bisa ditemukan di perairan Argentina, Teluk Meksiko dan Kanada, dimana di perairan terakhir yang disebutkan terdapat banyak ikan pedang yang merupakan mangsa favorit hiu mako. Isurus oxyrinchus biasa berenang jauh untuk mencari mangsa dan pasangan saat musim kawin. Pada Desember 1998, seekor betina dengan ekor yang ditandai di California, telah tertangkap di perairan Jepang oleh kapal penelitian jepang, yang berarti bahwa hiu tersebut lebih dari 2.776 km, dengan 58 km setiap harinya.
Mangsa utama dari hiu mako sirip pendek adalah cephalopoda, ikan bertulang seperti makarel, tuna, bonito, dan ikan pedang, tapi terkadang juga memakan hiu lain, penyu dan burung laut. Mereka berburu dengan cara menukik ke atas dan merobek bagian belakang tubuh atau sirip mangsanya. Hiu mako berburu dari bawah mangsa mereka, sehingga mereka bisa mengawasi apa yang ada di atas mereka dan dapat mengigit mangsa mereka sebelum sang mangsa sadar. Hiu mako biasa mengincar sirip mangsanya untuk melumpuhkana pergera-kan mangsanya.
Isurus oxyrinchus bersifat ovovivipar, dengan menggunakan kantung telur, melahirkan hiu muda dalam telur. Embrio yang berkembang memakan telur-telur yang tidak mengalami proses fertilisasi dalam uterus selama 15-18 bulan selama masa gestasim, proses tersebut dinamakan oofag. 4 hingga 18 hiu muda terlahir di akhir musim dingin dan awal musim semi dengan panjang 70 cm. beberapa ahli berpendapat bahwa betina beristirahat selama 18 bulan sebelum melahirkan kembali. Hiu mako bereproduksi tiap 3 tahun sekali.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Apakah kamu tahu hewan apa yang terbesar di dunia? Kalau kamu menjawab paus biru, maka kamu benar. Paus biru memang adalah hewan dengan ukuran paling menakjubkan di dunia, karena mereka bisa mencapai panjang lebih dari 30 meter dan berat hingga 200 ton. Besar banget ya!
Tapi tahukah kamu hewan apa yang ukurannya terbesar kedua di dunia? Hewan tersebut adalah paus sirip, atau disebut fin whale dalam bahasa Inggris. Paus yang satu ini juga berukuran luar biasa, tapi sayangnya mereka justru kalah populer dibanding banyak jenis paus lain. Yuk, berkenalan dengan mereka melalui enam fakta tentang paus sirip berikut ini.
Punya kecepatan yang luar biasa
Badan besar tidak selalu identik dengan gerakan lambat. Itu terbukti pada paus sirip. Mereka berenang dengan kecepatan rata-rata 35 km per jam. Namun pada saat berburu, mereka bisa meningkatkan kecepatannya hingga 45 km per jam. Di antara semua paus balin, itu merupakan kecepatan tertinggi, lho.
Sempat terancam punah, tapi kini populasinya membaik
Seperti disebut tadi, paus sirip pernah diburu oleh manusia pada awal abad ke-20. Perburuan kala itu begitu hebat hingga mereka pernah terancam punah. Namun kini laman IUCN telah mengubah status mereka menjadi rentan karena larangan perburuan terbukti membuat populasi mereka meningkat cukup signifikan.
Laman World Wildlife menyebut bahwa populasi paus sirip saat ini berkisar 50 ribu hingga 90 ribu ekor di seluruh dunia. Namun di beberapa tempat perburuan paus sirip sudah kembali diizinkan, maka perjuangan untuk menyelamatkan mereka dari ancaman kepunahan nampaknya masih akan terus berlanjut.
Itulah enam fakta menarik tentang paus sirip, si hewan terbesa kedua di dunia. Semoga hewan yang menakjubkan ini bisa terus dilestarikan supaya generasi mendatang masih bisa melihat dan mempelajari mereka!
Baca Juga: 7 Fakta Menarik Hiu Paus, Ikan Terbesar di Dunia yang Berhati Lembut
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
TÅGVIRKE Lampu sorot dan pencengkam
KalsiClad adalah papan fiber semen dengan ketebalan 10 mm & 12 mm, cocok untuk digunakan sebagai dinding luar. KalsiClad sebaiknya dipasang pada rangka baja yang sesuai (desain, dimensi, ketebalan, dan jarak yang kami rekomendasikan). Parameter seperti beban angin, beban mati, tinggi gedung dan tingkat resiko gempa juga perlu diperhitungkan dengan seksama.
Pada saat memasang KalsiClad sebagai papan dinding luar, sambungan bisa dibiarkan terbuka (visible joint) atau tertutup (flush joint) dengan menggunakan sealant khusus untuk menahan perubahan cuaca dan pergerakan kelembaban. Kami sarankan untuk menggunakan sealant polyurethane dengan perlindungan terhadap sinar UV dan sealant yang dapat dicat.
Malay Language / Bahasa Malaysia
Merupakan kerabat dekat paus biru
Pertama, kamu pasti ingin tahu seberapa besar paus sirip sebenarnya. Dilansir laman Oceana, hewan raksasa ini bisa mencapai panjang 26 meter dan berat 80 ton! Itu setara dengan berat sekitar 13 ekor gajah afrika. Bahkan bayi paus sirip sudah mencapai ukuran 6 meter dan berat 3,5 ton saat baru lahir.
Ukuran luar biasa tersebut sebenarnya tidak mengherankan karena paus sirip masih berkerabat dekat dengan paus biru. Nama ilmiah paus sirip adalah Balaenoptera physalus, yang artinya mereka tergabung dalam genus Balaenoptera, sama seperti paus biru (Balaenoptera musculus).
Selain ukuran yang luar biasa, paus sirip juga punya ciri khas berupa sirip kecil yang mencuat di bagian belakang tubuhnya. Ciri khas itu yang membuat mereka disebut paus sirip, atau terkadang mereka disebut juga razorback whale alias paus punggung pisau.
Punya daya jelajah hingga seluruh lautan di dunia
Paus sirip punya daya jelajah yang luas. Mereka bisa ditemukan hampir semua lautan di seluruh dunia. Sebagian populasi paus sirip melakukan migrasi setiap tahun, masuk ke perairan dingin untuk mencari makan dan berpindah ke perairan hangat saat akan melahirkan. Namun ada pula populasi yang tidak bermigrasi, misalnya populasi di Teluk California.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Karena daya jelajahnya luas, paus sirip sebenarnya juga bisa memasuki perairan Indonesia. Tapi mungkin kamu belum pernah melihatnya, dan itu wajar karena mereka memang jarang berada di lautan tropis. Lagipula, habitat mereka adalah perairan dengan kedalaman minimal 200 meter, seperti dilansir Animal Diversity.
Baca Juga: 7 Spesies Paus Terbesar di Dunia, Ukurannya Bikin Takjub!
Bisa mencapai usia lebih dari seratus tahun
Keunikan lain dari paus sirip adalah mereka merupakan hewan dengan umur yang sangat panjang. Usia rata-rata mereka adalah 80--90 tahun, tapi ada laporan bahwa mereka pernah mencapai umur lebih dari 100 tahun. Bahkan, diperkirakan usia maksimal mereka adalah 150 tahun.
Dengan ukuran yang sangat besar, sepertinya paus sirip pasti aman dari serangan predator. Tapi ternyata tidak juga. Paus sirip yang masih muda bisa dimangsa oleh orca alias paus pembunuh. Sementara bagi paus sirip dewasa, satu-satunya predator adalah manusia yang sering memburu mereka pada awal abad ke-20.
Bertubuh besar, tapi makan hewan kecil
Paus sirip termasuk golongan paus balin. Balin adalah struktur bertulang pada mulut paus dengan bentuk seperti sisir yang digunakan untuk menyaring makanannya. Maka seperti paus biru, paus sirip adalah pemakan hewan kecil seperti krill dan ikan kecil. Karena itu, hewan raksasa ini tidak berbahaya bagi manusia.
Berapa banyak makanan yang dibutuhkan paus sirip? Sekitar 1,8 ton makanan per hari! Paus sirip memiliki pola warna yang unik pada wajahnya. Bagian kanan rahangnya berwarna putih, sedangkan bagian kirinya berwarna kelabu. Dilansir Oceanwide Expeditions, pola tersebut diperkirakan berfungsi untuk menggiring mangsanya berkumpul sehingga lebih mudah disantap.